ZONA-DAMAI.COM – Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut bahwa perkembangan vaksin di Tanah Air sejauh ini dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama yakni jangka pendek. Yaitu bagaimana pemerintah mampu memenuhi vaksin dalam waktu singkat.

“Jangka pendek yang mau tidak mau kita harus lakukan kerja sama dengan pihak luar,” kata Menlu Retno dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Minggu (1/11).

Kemudian pendekatan kedua yakni jangka panjang. Di mana dalam hal ini, pemerintah menginginkan agar industri di Indonesia membangun kemandirian dalam bidang vaksin. Sehingga lahirlah vaksin merah putih.

“Alhamdulillah kita sedang mengembangkan vaksin merah-putih. Mudah-mudahan pertengahan tahun depan, kita sudah dapat memiliki vaksin merah putih yang akan bisa dipakai oleh masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Dan juga Insya Allah bisa kepada dunia,” sebutnya.

Kendati begitu, fokus pemerintah saat ini adalah pengembangan vaksin jangka pendek. Selama ini, kata Menlu Retno, Indonesia sudah bekerjasama dengan beberapa pihak, seperti misalnya Sinovac. Di mana kerjasama dilakukan cukup bervariasi. Dengan melakukan uji klinis ketiga yang diharapkan pada Januari nanti interim reportnya akan keluar.

Di samping itu, kita juga kerjasama dengan Sinovac untuk manufakturing vaksin dengan Bio Farma. Kita beruntung memiliki Biofarma yang sudah sangat dikenal oleh dunia. Manufakturing vaksin Sinovac nanti akan dilakukan dengan Bio Farma,” jelasnya.

Dia menambahkan, Bio Farma nantinnya juga tidak hanya memanufaktur vaksin dari Sinovac. Akan tetapi juga dari CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Inovations). Itu dalah PP atau private partnership untuk penyediaan vaksin untuk kebutuhan global.

“Insya Allah Bio Farma akan jadi partner utk CEPI untuk pengadaan vaksin dunia,” katanya.

Dalam jangka pendek, Indonesia tidak hanya menggandeng Sinovac. Namun juga merangkul kerjasama dengan Astra Zeneca, dan kerjasama multilateral, Gavi, Covad facillity, dan juga CEPI. Di mana semua itu bertujuan untuk mengamankan kebutuhan jangka pendek vaksin untuk masyarakat Indonesia dan dunia.

“Sejak awal masuk pandemi, Indonesia adalah termasuk negara yang menjadi atau memberikan dukungan penuh terhadap akses vaksin yang setara dengan harga terjangkau,” tandas dia. [azz]