Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, H Murjani ajak milenial Tasikmalaya kembangkan pertanian, bersama Gapoktan Talagasari, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Sabtu (11/7/2020).

“Para generasi muda, milenial saat ini harus terus diarahkan untuk tertarik dibidang pertanian. Karena ini peluang yang menjanjikan. Ada 10 komunitas di Tasikmalaya setiap tahunnya masih harus mendatangkan dari luar. Demand lebih tinggi dari pada supply,” ujarnya.

Generasi milenial bisa menggambungkan pertanian dengan teknologi. Sehingga penggaerapnnya bisa lebih modern dan lebih mudah. Hal tersebut bisa dikembangkan agar pemuda sukses bertani.

Dalam mengajak milenial Tasikmalaya kembangkan pertanian, tak harus bergelut dengan persawahan yang identik dengan lumpur dan kotor.  Namun bisa mencoba bertani sayuran, menggunakan sistem hidroponik. Saat ini hidroponik tengah digandrungi, karena panen lebih cepat dan memiliki pemasaran yang menjanjikan. “Selama ini sekitar 90 persen pasokan sayuran dari Garut,” katanya.

Ajak Milenial Tasikmalaya Kembangkan Pertanian, Prospek Menjanjikan

ZONA-DAMAI.COM – Murjani mengaku saat ini tengah mengembangkan sistem hidroponik bersama para milenial Tasikmalaya. Ke depan, seluruh pasar modern diprioritaskan menjual sayuran produk lokal dengan teknik hidroponik ataupun Horeka.

“Dalam waktu dekat akan berdiskusi dengan PHRI, hotel dan restauran. Nantinya menjadi sasaran untuk marketnya,” ucap dia.

Menurutnya, pertanian merupakan sektor yang menjanjikan. Karena bisa mengatasi krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19. Termasuk sebelumnya bisa bertahan di krisis moneter tahun 1998 lalu. Hanya saja, saat ini pertanian banyak digarap oleh orang tua. Untuk itu ia mengajak milenial Tasikmalaya kembangkan pertanian.

“Pertanian ini berpotensi dikembangkan, sektor yang bisa bertahan dalam berbagai kondisi. Termasuk di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) saat ini. Sekaligus menyambut program Pemkot Smart City, menuju era digital,” jelasnya.

Murjani menyerap aspirasi para Gapoktan, dimana hasil pertanian tidak ada harga pasti sehingga menyebabkan petani merugi. Pihaknya akan membahas  dan memikirkan solusinya, agar petani tidak sulit memasarkan hasil taninya.

“Edukasi tentang model marketing itu perlu. Perda usaha mikro akan segera terbit. Saya sebagai salah satu diantaranya pimpinan Pansus pembahasan usaha mikro,” pungkasnya. (Apip/R9/HR-Online)