ZONA-DAMAI.COM – Pilkada Serentak 2020 telah usai digelar. Ini membuat jajaran KPU Bali dan KPU kabupaten/kota menggelar syukuran di halaman Kantor KPU Bali, Denpasar, Selasa (29/12/2020). 

Seperti diketahui, Bali menggelar enam Pilkada pada coblosan yang digelar 9 Desember lalu.

Enam Pilkada yaitu Pilkada Kota Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Bangli, dan Karangasem.

Di sela-sela syukuran tersebut Ketua KPU Bali, Dewa Agung Gede Lidartawan menegaskan bahwa pelaksanaan Pilkada di Bali berlangsung secara lancar.

Bahkan, pihaknya berani memastikan bahwa pelaksanaan Pilkada pada enam daerah tidak terpengaruh langsung oleh wabah Covid-19.

Dirinya mendasarkan klaim tersebut bahwa sampai sejauh ini belum ada laporan yang menyebutkan kemunculan klaster pilkada.

“(Pandemi Covid-19) tidak berpengaruh. Jelas sampai dengan detik ini belum ada satupun klaster yang muncul akibat pilkada,” katanya. 

Keberhasilan ini sendiri menurutnya dilakukan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan tahapan pilkada telah berjalan dengan baik.

Pun demikian dalam pelaksanaan pemungutan suara pada 9 Desember 2020 lalu. 

“Artinya penerapan protokol kesehatan sudah baik,” katanya.

Terlebih lagi, Bali menjadi salah satu provinsi yang paling banyak menyelenggarakan pilkada kabupaten/kota.

Selain Provinsi Bangka Belitung dan Daerah Istimewa Yogjakarta.

Kendati jumlah kabupaten/kota yang di tahun ini melaksanakan pilkada paling tinggi, sejumlah aspresiasi justru diperoleh KPU Bali beserta jajaran KPU yang menyelenggarakan langsung suksesi bupati dak wali kota itu.

Kata Lidartawan, penghargaan salah satunya datang dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Apresiasi itu berupa skor tinggi yang diperoleh KPU Bali dari DKPP dalam Indeks Kepatuhan Etik Penyelenggara Pemilu (IKEPP).

Namun di luar itu, Lidartawan tidak memungkiri tingkat partisipasi pemilih dalam pilkada kali ini tidak sebanding dengan pemilihan legislatif dan serta pemilihan presiden pada 2019 lalu.

“Target partisipasi tidak bisa dibandingkan dengan pileg. Tetapi kalau dibandingkan antara pilkada dengan pilkada (lima tahun sebelumnya), justru naik. Kecuali Denpasar yang turun dua persen,” beber mantan Ketua KPU Bangli ini.

Penurunan tingkat paritisipasi di Denpasar ini akan menjadi bahan evaluasi. Bahkan, pihaknya akan melibatkan dua perguruan tinggi untuk melakukan survei mengenai sejauh mana rendahnya tingkat partisipasi pemilih.

Termasuk apa yang menjadi alasan dari pemilih tidak datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya sekalipun telah mendapatkan surat undangan datang ke TPS.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan survei mengenai pola sosialisasi yang dirasa efektif dalam pilkada kemarin.

“Hasil survei ini akan kami seminarkan juga sebelum dijadikan bahan laporan. Survei akan kami lakukan setelah hasil pilkada ditetapkan pada Januari 2021,” pungkasnya. (*)