Hari pertama pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka (PTM) di Jawa Tengah masih ditemukan sejumlah perilaku kurang disiplin dalam menerapkan SOP pencegahan di lingkungan sekolah. Kendati dalam skala relatif kecil dan sepele, perilaku yang dimaksud harus terus diperbaiki oleh sekolah. Hal itu agar pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka yang dilakukan pada masa pandemi di Jateng bisa lebih optimal. “Disiplin menerapkan protokol kesehatan dan SOP pencegahan, justru dimulai dari hal- hal yang paling kecil,” ungkap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, usai melakukan monitoring di SMAN 4 Semarang, Senin (5/4).

Pada hari pertama pendidikan tatap muka ini, gubernur terpaksa membatalkan monitoring ke sejumlah sekolah penyelenggara uji coba sekolah tatap muka di wilayah Kota Semarang. Seperti di SMAN 4 Semarang, SMKN 7 Semarang, MTs Negeri 1, dan MAN 1 Kota Semarang. Alasannya, informasi perihal rencana monitoring orang nomor satu di Provinsi Jateng tersebut sudah bocor terlebih dahulu, hingga monitoring tersebut tiba tiba dialihkan ke SMAN 4 Semarang dan SMAN 1 Ungaran di Kabupaten Semarang.

Di dua satuan pendidikan tersebut, gubernur mencermati pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka, mulai dari sarana prasarana (sarpras), penerapan SOP, hingga perilaku di sekolah untuk memastikan semua protokol kesehatan telah berjalan sebagaimana mestinya. Dari pengamatan di lapangan, terungkap masih didapati hal- hal kecil yang sebenarnya tidak boleh terjadi saat lingkungan pendidikan benar-benar siap menggelar kembali sekolah tatap muka.

Secara umum untuk sarpras dan SOP pencegahan di lingkungan sekolah memang sudah bagus. “Yang masih sulit adalah perilaku tidak disiplin yang didapati di lingkungan sekolah,” ungkapnya. Seperti saat di SMAN 4 Semarang, masih didapati para guru yang berkerumun dan mengabaikan disiplin dalam menjaga jarak. Sehingga gubernur pun harus mengingatkan mereka untuk memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya. Karena masih terlihat guru berkerumun dan jarak satu dengan yang lain masih kurang dari satu meter. “Ini bagian dari kedisiplinan yang simpel, tapi ini serius dan sayangnya teman-teman (guru) tidak ada yang aware,” tegasnya.

Selain itu, masih ada guru yang kedapatan hanya mengenakan face shield tanpa mengenakan masker. Padahal, face shield belum sepenuhnya bisa melindungi dari risiko masuknya virus Covid-19. Kalau konsep, lanjutnya, bicara itu mudah dan yang sulit adalah mengimplementasikannya. “Maka saya selalu tekankan hal itu pada semua, untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan mulai dari hal yang terkecil ketika mempraktikkan di lapangan,” jelasnya.

Sementara itu, SDN Pademangan Barat 11 memulai uji coba belajar tatap muka bagi siswa kelas V di tengah pandemi covid-19, Rabu, 7 April 2021. Protokol kesehatan menjadi hal utama bagi siswa dan tenaga pendidik. Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Jakarta Utara, Sri Rahayu Asih Subekti, memantau langsung penerapan protokol kesehatan di sekolah itu. Protokol kesehatan demi mencegah penyebaran covid-19 di tengah proses pembelajaran.

“Protokol kesehatan diterapkan mulai dari pintu masuk, proses belajar, hingga siswa keluar dari sekolah,” kata Sri ditemui di SDN Pademangan Barat 11, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu, 7 April 2021. Siswa dan pengajar menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Uji coba belajar tatap muka juga diawali dan diakhiri dengan penyemprotan cairan disinfektan.

Sekolah juga telah menyediakan ruang isolasi bagi siswa maupun tenaga pendidik yang terindikasi terpapar virus covid-19 saat uji coba belajar tatap muka. “Uji coba ini selang-seling. Sehari masuk sekolah, besok penyemprotan disinfektan, begitu pun selanjutnya. Apabila ada siswa dan tenaga pendidik yang terpapar covid-19, maka 3×24 jam pelaksanaan uji coba belajar tatap muka diberhentikan sementara,” kata Sri.

Kepala SDN Pademangan Barat 11 Ramaita mengatakan pihaknya hanya membuka satu kelas dalam setiap pelaksanaan uji coba tatap muka. Sementara itu, kelas lainnya masih tetap belajar daring menyesuaikan materi belajar tatap muka. “Hari ini yang belajar tatap muka ada 49 siswa dari kelas V. Setiap kelas diisi sekitar 16 siswa yang didampingi satu guru dan satu pengawas. Uji coba belajar tatap muka dimulai pukul 07.00 sampai 10.00 WIB,” kata Ramaita. (*)