Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, berkaca pada adanya lonjakan pasien covid-19 pasca libur panjang, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 Indonesia masyarakat harus meningkatkan disiplin protokol kesehatan (prokes) 5M yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas.

“Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian kerumunan ini terbukti dalam riset studi epidemiologi terakhir menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi di satu negara atau wilayah,” kata Dicky (4/1/2021).

Selain disiplin prokes 5M, upaya untuk menekan penyebaran virus Covid-19, pemerintah juga harus melakukan 3T yaitu Testing, Tracing, dan Treatment. Aksi 3T ini hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut.

Sementara itu, Dekan FK Unair, Prof dr Budi Santoso SpOG (K) mengatakan hingga kini pandemi masih belum berakhir, bahkan terjadi lonjakan peningkatan kasus di beberapa daerah.

“Penularannya lebih kuat. Angka kematiannya juga tinggi. Tidak ada yang tahu kapan pandemi selesai,” katanya (9/1/2021)

Hal tersebut dikatakannya terkait peningkatan kasus Covid-19 dan persebaran virus yang kian masif dengan munculnya mutasi baru. Hal itu juga kemudian membuat dekan Fakultas Kedokteran (FK) se Jawa Timur membuat pernyataan sikap bersama sebagai langkah promotif dan preventif pencegahan Covid-19.

Pernyataan sikap para dekan FK se-Jatim di ruang pertemuan kantor Ikatakan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya pada (9/1/2021). Total ada 13 dekan FK dari berbagai kampus di Jawa Timur yang terlibat dalam pernyataan sikap tersebut.

Menurut Prof Budi, seluruh dekan FK se-Jatim memilih untuk melakukan gerakan moral, menyatukan pendapat dan pengambilan sikap terhadap kondisi pandemi. Sasarannya masyarakat luas. Salah satunya dengan menerapkan protokol 5M. Yakni, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi.

“Kami mendorong masyarakat agar tetap waspada dan disiplin menerapkan 5M,” katanya.

Selain itu, para dekan FK se-Jatim menghimbau para tokoh masyarakat supaya tetap menjadi panutan untuk komunitasnya dalam pencegahan penularan dan penanganan Covid-19. Para dekan juga mendukung upaya pemerintah dan mendorong masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pelaksanaan 3T (test, trace, treat) dan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Lebih lanjut, Prof Budi menegaskan bahwa vaksinasi menjadi salah satu cara untuk pencegahan Covid-19. Namun, hal itu bukanlah segalanya. Meski sudah mendapatkan vaksin, disiplin prokes tetap menjadi yang terpenting yakni menaati 5M. (**)