Satgas Nemangkawi masih terus memburu Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua, yang kini sudah masuk kategori teroris. Penumpasan KST diperlukan intelijen yang lebih kuat untuk menumpas KKB di Papua.

“Butuh intelijen yang lebih kuat dan intelijensia yang lebih gesit hasil gemblengan bertahun-tahun untuk mampu mengantisipasi gerak-gerik KST,” kata Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Peduli Bangsa Nusantara (DPP PBN) Rahmat Bastian.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa dalam menanggulangi serangan KKB bisa melalui tindakan counter intelligent, counter action yang efektif. Namun, sebelum mampu menumpas hingga ke akar-akarnya, lebih baik menurut dia, untuk merangkul rakyat di sekitar lokasi agar saksama melihat gerak-gerik KST.

“Satu hal yang tidak kalah penting, kita harus tingkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di sana selama masa pandemi dan resesi ini, agar lebih peduli terhadap aktivitas bela negara yang terjadi di sekelilingnya,” tambahnya.
Ditempat terpisah, peneliti permasalahan Papua dari Makara Strategic Insight, Jim Peterson, mengatakan bahwa berbagai aksi kekerasan yang telah dilakukan oleh KST telah menimbulkan rasa takut terhadap masyarakat Papua, baik orang asli papua (OAP) maupun masyarakat pendatang. Aksi penegakan hukum serta penindakan dari pemerintah merupakan sinyalemen positif bagi masyarakat di papua. Hasil survey yang dilakukannya menunjukkan bahwa masyarakat di papua cenderung mendukung langkahbtegas pemerintah disana.
“Aksi KST telah menimbulkan rasa takut terhadap masyarakat Papua, baik orang asli papua (OAP) maupun masyarakat pendatang. Penegakan hukum serta penindakan dari pemerintah merupakan sinyalemen positif bagi masyarakat di papua. Hasil survey menunjukkan bahwa masyarakat di papua cenderung mendukung langkahbtegas pemerintah disana”, ujar Jim Peterson.