JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegur Menteri BUMN Erick Thohir yang sering menyuntik modal negara kepada BUMN yang kondisi keuangannya sakit. Jokowi melarang Erick Thohir memproteksi BUMN yang sedang menurun lewat Penyertaan Modal Negara (PMN).

“BUMN-BUMN ini banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit, tambahi PMN, sakit, suntik PMN, maaf, terlalu enak sekali,” ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada para direktur utama BUMN di NTT, Kamis 14 Oktober 2021 yang lalu. Presiden kembali menegaskan Erick Thohir agar tidak lagi memberikan proteksi. Justru sebaliknya, ia meminta para direktur utama BUMN agar lebih berani dalam berkompetisi dan mengambil risiko.

“Jadi, tidak ada lagi itu yang namanya proteksi-proteksi, sudah. Sudah, lupakan Pak Menteri, yang namanya proteksi-proteksi itu,” ungkapnya. Pada kesempatan tersebut, Presiden menuturkan bahwa BUMN di Indonesia sudah mulai melakukan penggabungan, konsolidasi maupun reorganisasi.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus tetap berjalan meskipun di tengah pandemi COVID-19 yang melanda saat ini. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam saat meresmikan Hot Strip Mil #2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, beberapa waktu yang lalu.

“Transformasi BUMN menjadi keharusan agar BUMN-BUMN kita ini menjadi BUMN yang kelas dunia, yang semakin profesional, yang semakin kompetitif, yang semakin menguntungkan, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, dan membuka semakin banyak lapangan pekerjaan di negara kita, serta berkontribusi lebih besar pada pendapatan negara,” tegas Presiden.

Presiden menyampaikan bahwa dirinya juga memberikan perhatian besar terhadap transformasi dan restruktrurisasi yang dilakukan PT Krakatau Steel. “Krakatau Steel saat ini sudah semakin sehat, karena memang sebelumnya kurang sehat. Produksinya juga semakin lancar. Industri ini sangat strategis, oleh sebab itu saya memberikan perhatian besar pada industri baja ini,” ujarnya.

Presiden menambahkan, produk baja yang dihasilkan oleh PT Krakatau Steel sangat dibutuhkan untuk penggunaan di dalam negeri. Selama lima tahun terakhir, kebutuhan baja di Indonesia meningkat hingga 40 persen yang dipacu oleh pembangunan infrastruktur yang dilakukan serta kebutuhan untuk industri lainnya, terutama industri otomotif.(*)