; Masyarahat Harus Mewaspadai! Varian BA.2.75 Rentan Tulari 'Alumni' COVID - ZONA-DAMAI

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan temuan tiga kasus COVID-19 dengan infeksi subvarian Omicron BA.2.75 atau yang kini disebut sebagai ‘Centaurus’, Senin (28/7/2022). Lantas, apa yang membedakan subvarian ini dari varian-varian Corona lainnya?

Ahli virus dari Universitas Edinburgh, dr Eleanor Gaunt, menjelaskan BA.2.75 bersifat amat menular sehingga berpotensi menggantikan semua varian Corona yang ada sebelumnya. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab subvarian Omicron ini menjadi begitu dominan.

Diketahui, seperti BA.5, BA.2.75 adalah bentuk virus Corona yang sangat mudah menular dengan cepat. Subvarian Omicron ini diprediksi menjadi dominan di seluruh dunia tahun ini.

Para ahli menyorot BA.2.75 yang kini menyalip penyebaran BA.5 di India. Berangkat dari temuan tersebut, para ahli menyebut BA.2.75 juga berpotensi menjadi varian dominan di negara-negara lain.

“Temuan kami terkait BA.2.75 baru ini adalah bahwa (subvarian Omicron) itu menyebar di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, jadi tampaknya virus ini mampu menghadapi kekebalan yang sudah terbentuk sebelumnya,” terang dr Gaunt, dikutip dari EuroNews.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan jumlah perubahan protein lonjakan, yakni protein pada permukaan virus yang membantunya memasuki sel.

“Itulah bagian dari virus yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh Anda,” kata Gaunt.

“Ketika itu mengubah tampilannya, maka sistem kekebalan Anda kurang bisa mengenalinya. Ini pasti sesuatu yang terjadi di sini,” sambungnya.

Namun dr Gaunt menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir perihal penyebaran BA.2.75 dan potensinya menjadi varian Corona dominan di dunia. Pasalnya, sifat virus tersebut telah menjadi pola yang berkali-kali dihadapi sepanjang pandemi COVID-19.