ZONA-DAMAI.COM – Hari ini, 10 November 2020, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan ke-75. Hari Pahlawan selalu diperingati tiap tahunnya di tanggal ini. Lalu bagaimana sejarahnya?

Ternyata, Hari Pahlawan yang kerap diperingati setiap 10 November itu bermulai dari peristiwa 10 November 1945.

Pada saat itu terjadi sebuah pertempuran antara militer Indonesia dengan tentara dari Inggris dan Belanda di Surabaya.

Pertempuran itu menewaskan setidaknya 6.000 sampai 16.000 pejuang Indonesia.

Karena banyaknya pejuang yang tewas hari itu, maka ditetapkanlah 10 November sebagai hari nasional yaitu Hari Pahlawan, melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Surabaya itu, berawal saat tentara Inggris yang tergabung dalam pasukan sekutu AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang ke Indonesia dan mendarat di Jakarta dan Surabaya.

Kedatangan para tentara itu, adalah sebagai keputusan dari blok sekutu, tujuannya untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.

Namun, ternyata para tentara Inggris tersebut juga datang bersama NICA (Netherlands Indies Civil Administration), untuk mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintah Belanda.

Indonesia, yang saat itu telah menyatakan kemerdekaannya merasa kesal dengan putusan tersebut.

Keadaan semakin memanas saat di Hotel Yamato, yang sekarang bernama Hotel Majapahit terletak di Jalan Tunjungan no. 65 Surabaya, dikibarkan sebuah bendera Belanda.

Maka, dilakukanlah perundingan dengan Mr. Ploegman dari pihak Belanda di Hotel Yamato.

Namun pihak Belanda menolak untuk menurunkan bendera tersebut, terjadilah baku tembak di ruang perundingan, dan menewaskan Mr. Ploegman juga seorang Indonesia, bernama Sidik.

Saat itu, juga terjadi sebuah insiden, yaitu dirobeknya bagian biru dari bendera Belanda yang berkibar pada tiang di atas Hotel Yamato.

Setelah insiden hotel tersebut, terjadilah pertempuran–pertempuran kecil mulai 27 Oktober 1945, walaupun sempat mereda, pertempuran kembali pecah saat seorang pimpinan tentara Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby tewas dalam baku tembak.