Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyoroti sejumlah peristiwa kekerasan di Papua. Peristiwa itu terjadi akibat ulah dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan, Komnas HAM pernah menemukan tindakan kekerasan yang sangat brutal.

“Berikutnya saya tambahkan tentang penanganan Papua ada kasus kekerasan yang terjadi. Kami Komnas HAM mengakui kekerasan juga terjadi dari OPM bahkan kadang-kadang sangat brutal,” kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.

Ahmad pun mencontohkan satu peristiwa kekerasan yang cukup parah yang terjadi di Wamena sebagai buntut dari aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Ketika itu, Ahmad mengatakan Komnas HAM merasa sangat khawatir bila terjadi konflik horizontal antar masyarakat di Tanah Cenderawasih akibat kejadian tersebut.

“Seperti peristiwa Wamena dan kota lain, demonstrasi setelah isu rasisme di Surabaya kami catat ada aksi kekerasan separatisme OPM itu. Bahkan saya ketemu Kapolda dan Pangdam saya katakan jangan dipublikasikan karena sangat sadis, khawatir ada serangan balik dari kelompok masyarakat yang marah,” ujar Ahmad.

Oleh sebab itu, Ahmad menyebut Komnas HAM telah meminta kepada pemerintah untuk diberikan keleluasaan melakukan pendekatan dialog kepada tokoh masyarakat setempat untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan di Papua di masa mendatang.

Oleh sebab itu, Ahmad menyebut Komnas HAM telah meminta kepada pemerintah untuk diberikan keleluasaan melakukan pendekatan dialog kepada tokoh masyarakat setempat untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan di Papua di masa mendatang.

Disisi lain, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kemanusiaan dan Pembangunan (PSKP), Efriza mengatakan mengatakan, OPM sudah layak dikatakan sebagai teroris karena aksi-aksi brutal mereka selama ini. “OPM selama ini jelas-jelas menolak secara tegas Otonomi Khusus (otsus) Papua dan meminta agar Papua merdeka penuh dari Indonesia,” kata Efriza.

Selain menyerang warga dan anggota TNI-Polri yang bertugas, tindakan dari kelompok-kelompok pro separatis tersebut baru-baru ini, membakar pesawat MAF pada 6 Januari lalu di Kabupaten Intan jaya, Papua. “Kekejaman kelompok pro OPM ini juga menembaki helikopter milik TNI yang membawa logistik untuk bantuan dan keperluan masyarakat,” ujarnya. (*)