Rilis survey dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait sikap publik terhadap konflik Israel dan Palestina, menunjukkan sebanyak 65 persen responden menyatakan konflik kedua negara itu disebabkan atas dasar agama.

Total sampel sebanyak 1.201 responden yang diambil pada 18-21 Mei 2021 dan 25-28 Mei 2021, dipilih secara acak dari dari koleksi sampel acak survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya, dengan jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional.

Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Sekitar 65% dari warga yang tahu konflik tersebut setuju dengan pendapat bahwa konflik antara Israel dan Palestina dasarnya adalah pertentangan antara orang Yahudi dan orang Islam.

Yang tidak setuju 14% dan yang tidak menjawab 22%,” demikian keterangan website resmi SMRC, Senin (31/5/2021).
Menyikapi fenomena tersebut. Direktur Eksekutif Lentera Research Institute, DR (cand) David Chaniago, mengatakan bahwa permasalah Palestina dan Israel tidak sepenuhnya terkait konflik agama.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa permasalahan Palestina-Israel lebih condong ke arah konflik teritorial. Sebab banyak tokoh-tokoh perjuangan Kemerdekaan Palestina yangn memeluk agama Kristiani. Mulai dari George Habash yang bergerak dengan senjata, maupun Khalid Al Sakakini yang bergerak secara politis.

Yang perlu diantisipasi oleh pemerintah Indonesia adalah momentum konflik Palestina-Israel ini dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan untuk menyebarkan ideologi khilafah sehingga mengancam nilai-nilai Kebhinnekaan.