Aparat Keamanan terus mengoptimalkan penegakan hukum bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Masyarakat mendukung upaya tersebut dan berharap Pemerintah tidak memberikan ampunan kepada kelompok separatis yang telah melukai rakyat.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhri memastikan bahwa penegakan hukum terhadp KKB di Kabupaten Puncak Jaya, Papua tetap dilakukan. Hal tersebut dikatakan terkait rentetan teror dan serangan yang dilakukan oleh KKB beberapa waktu lalu, seperti pembakaran gedung sekolah, pembakaran honai, penembakan guru, penembakan Kabinda dan satu anggota Brimob.
Saat ini tim gabungan TNI – Polri tengah mengejar Terinus Enumbi dan gerombolannya yang diduga berada di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Jejak kriminal KST tidak bisa ditolerir lagi, apalagi mereka kerap mengatasnamakan rakyat untuk memberikan serangan kepada aparat TNI-Polri.
Kejahatan yang dilakukan oleh KKB layak disejajarkan dengan aksi teror. Sebab, perbuatan KKB menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, senjata api, serta menimbulkan efek ketakutan yang luas di tengah masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, pengamat permasalahan Papua dari MSI Research, Jim Peterson, mengatakan bahwa dari hasil observasi dan wawancara yang telah ia lakukan, mayoritas masyarakat Papua merasa terusik dengan berbagai aksi teror yang telah dilakukan oleh KST. Mereka mengharapkan adanya langkah problem solving dari pemerintah pusat untuk memperbaiki permasalahan tersebut.
“Dari hasil penelitan yang telah dilakukan, Kami telah berhasil mengumpulkan data dan informasi melalui metode observasi dan wawancara mendalam terhadap tokoh-tokoh adat masyarakat Papua. Hasilnya mereka merasa terganggu dengan berbagai aksi yang dilakukan oleh KST. Maysyarakat Papua mengharapkan problem solving dari Pemerintah pusat untuk menyelesaikan teror di tanah Papua”, ujar Jim.