Litbangkes Kementerian Kesehatan memaparkan hasil pemantauan terhadap efektivitas dari vaksin Sinovac, pemantauan tersebut menunjukkan hasil yang positif. Vaksin tersebut, telah diberikan kepada tenaga kesehatan di Indonesia, sebagai golongan penerima vaksin Covid-19 pertama.

Metode yang digunakan dalam pemantauan tersebut kohort retrospektif, yaitu pemantauan yang menggunakan data sekunder vaksinasi, PCR, dan data perawatan RS selama periode 13 Januari hingga 18 Maret 2021 pada tenaga kesehatan di DKI Jakarta, tepatnya sejumah 128.290 orang dan berusia di atas 18 tahun serta tak memiliki riwayat terkonfirmasi terinfeksi Covid-19.

Dari hasil pantauan cepat yang dipaparkan oleh Pandji Dewantara sebagai ketua tim peneliti pada konferensi daring yang digelar Kementerian Kesehatan RI, Rabu (12/5/2021), diperoleh hasil temuan sebagai berikut.

Vaksinasi Sinovac dosis lengkap (dua dosis) efektif dalam mencegah hingga 94 persen terkena Covid-19 bergejala pada hari ke-28 hingga 63 hari setelah dosis kedua.

Jika dibandingkan, dari total persentase dengan orang yang belum divaksin bisa terinfeksi hingga 2431 orang (8,66 persen), namun hanya 521 orang (0,56 persen) pada kelompok tenaga kesehatan yang sudah menerima vaksinasi dosis lengkap. Lanjut di hasil temuan, disebutkan bahwa vaksinasi Sinovac efektif dalam mencegah hingga 96 persen perawatan di rumah sakit akibat infeksi Covid-19 karena pada hari ke-28 setelah dosis kedua.
Menyikapi hal tersebut, peneliti senior Taiwan Indonesia Trade Association (TITA), Tulus J. Maha, menyatakan bahwa vaksinasi merupakan hal yang positif bagi kebangkitan roda perekonomian. Dengan program vaksinasi kegiatan perekonomian diharapkan akan kembali normal sebelum akhir tahun 2021.
“Program vaksinasi merupakan hal yang positif bagi bangkitnya perekonomian Indonesia, sebab melalui program vaksinasi ini diharapkan diakhir tahun 2021 roda perekonomia akan kembali seperti sedia kala. Tren pertumbuhan ekonomi diharapkan akan meningkat dengan vaksinasi nasional”, ujar Tulus J. Maha.