Juru Bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Masduki Baidlowi, mengatakan pidato Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, yang menyebut pilihan antara Pancasila dan Alquran tidak berhubungan sama sekali dengan materi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai KPK.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pernyataan tersebut dilontarkan Wapres dalam konteks menjelaskan Indonesia sebagai negara kesepakatan atau darul mitsaq. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan pengejawantahan dari ajaran Islam. Dengan demikian, semestinya tak boleh dipertentangkan satu sama lain.

“Sama seperti orang Kristen yang anggap Pancasila itu derivasi ajaran Kristen. Jadi enggak boleh Pancasila dipertentangkan dengan nilai asalnya, dengan agama-agama itu,” ujar Masduki.

Menyikapi hal tersebut, analis senior Taiwan Indonesia Trade Association (TITA), Tulus J. Maha, mengatakan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan guna mendukung perbaikan dan penguatan kinerja KPK. Sebab tes tersebut merupakan bagian dari assessement profesionalisme sumberdaya manusia.

Sudah selayaknya, baik kapabilitas maupun values yang sesuai dengan nilai-nilai bernegara.
Dengan terjaminnya profesionalisme KPK, maka kepercayaan publik terhadap supremasi hukum di Indonesia akan tercipta, khususnya yang terkait dengan tindak pidana korupsi. Hal ini akan menciptakan pertumbuhan investasi didalam negeri serta sentimen positif pasar.

“Tes Wawasan Kebangsaan yang telah dilakukan oleh KPK merupakan suatu sinyalemen positif. Hal ini dikarenakan KPK telah melakukan assessement terhadap values maupun kapabilitas para pegawainya. Mengingat ranah kerjanya terkait kehidupan bernegara, maka hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan patut. Kepercayaan publik akan tercipta sehingga investasi dalam negeri bertumbuh dan sentimen positif pasar meningkat ”, ujar Tulus.