Beberapa anggota TNI dari Satuan Pamrahwan Yonif RK 751/VJS dilaporkan terluka akibat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Mapenduma Kabupaten Nduga, Papua.

Menyikapi hal tersebut, Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Arm Reza Nur Patria, mengatakan bahwa kontak tembak terjadi sekitar Selasa (13/7)pukul 11.00 waktu setempat. Meski begitu Reza memastikan dua prajurit itu selamat dan tidak meninggal dunia.

“Mohon doa dari kita semua agar kedua Prajurit terbaik TNI AD diberikan kesembuhan dan dapat kembali bertugas untuk menjaga kedaulatan NKRI di tanah Papua,”ujar Letkol Arm Reza Nur Patria.

Sebelumnya, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, Sebby Sambom, menyatakan telah terjadi kontak tembak antara pihaknya yang dipimpin Egianus Kogeya dengan pasukan TNI di Lapangan Terbang Mapenduma. Dia mengklaim kawasan itu telah dikuasai pihaknya dari tiga orang anggota TNI gugur dalam kejadian tersebut.

“Saya sudah ambil alih lapangan Mapnduma dan 32 Distrik Kabupaten Nduga Papua,” ujar Sebby.

Menyikapi fenomena tersebut, Peneliti Lesperssi, Jim Peterson, mengatakan bahwa Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua telah bertindak kejam dan brutal tidak hanya kepada aparat keamanan disana, akan tetapi juga kepada orang asli papua (OAP).

Hal tersebut merupakan suatu pelanggaran HAM dan patut untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait. Masyarakat asli papua tidak selayaknya mengalami teror seperti ini. Pemerintah perlu melakukan penegakan hukum dan penindakan.

“Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua telah kejam dan brutal tidak hanya kepada aparat keamanan, akan tetapi juga kepada orang asli papua (OAP). Hal tersebut merupakan suatu pelanggaran HAM dan patut untuk ditindaklanjuti. Masyarakat asli papua tidak selayaknya mengalami teror. Pemerintah perlu melakukan penegakan hukum dan penindakan”, ujar Jim Peterson