Partai Amanat Nasional (PAN) tak menutup kemungkinan akan mengusung kadernya sendiri dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan partai akan bangga jika kadernya sendirilah yang diusung.

“Apakah dalam hal ini PAN akan mengusung kadernya di tahun 2024? Tentu kita tidak mau menutup pintu untuk itu, tetapi kita juga ingin melihat perkembangan yang ada saat ini,” ujar Eddy saat webinar bertajuk ‘Capres 2024: Saling Intip Partai Politik’ Sabtu (8/5/2021).

Meski demikian, Eddy mengatakan PAN tetap akan melihat perkembangan politik yang ada dan tetap realistis sebelum memutuskan capres yang akan diusung. Pasalnya ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh setiap partai politik, salah satunya elektabilitas kader yang ingin diusung.

Selain itu, sejumlah lembaga survei memaparkan temuannya bahwa tiga nama tokoh dengan elektabilitas tertinggi tidak berasal dari kader PAN. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Oleh karenanya, Eddy menegaskan PAN akan terus mengamati situasi dan kondisi politik ke depan.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto juga disebut-sebut berpeluang menjadi capres pada pilpres 2024. Hasil survei nasional Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), memunculkan sejumlah nama dari berbagai klaster sumber kepemimpinan antara lain ketum parpol, TNI, Polri, menteri, kepala daerah dan perempuan.

Dari klaster pimpinan partai, dua nama yang konsisten yakni Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. Kapasitas Airlangga sebagai Menko Perekonomian yang menangani berbagai isu pandemi dan pemulihan ekonomi nasional menjadi suatu hal menarik.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago Minggu (30/5/2021) memprediksi bakal ada tiga poros potensial pilpres 2024.

Poros pertama, koalisi PDIP-Gerindra-PKB dengan simulasi mengusung pasangan capres Prabowo-Puan.

Poros kedua, koalisi partai Nasdem-PKS-Demokrat dengan simulasi pasangan capres Anies-AHY.

Poros ketiga, koalisi alternatif partai Golkar-PPP-PAN dengan simulasi pasangan bisa nama-nama seperti Airlangga, Erick Tohir.

“Terlepas dari partai mana yang nanti meminangnya menjadi capres termasuk nama Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil,” katanya.

Lebih lanjut Pangi mengatakan adanya presidential threshold 20%, elektabilitas dan popularitas terkadang tak punya korelasi linear terhadap proses pencapresan, kalau pun ia tapi tidak menjadi faktor mutlak, itu bisa jadi bonus.

Menurutnya, elektabilitas itu bukan kunci untuk mendapatkan “tiket” pencapresan. Nama-nama seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil walaupun tinggi elektabilitasnya tetapi nama-nama yang bakal keluar dari saku kantong, mutlak pada partai yang menentukan,” tuturnya.

Pangi juga mengajak untuk mendorong agar pilpres diikuti lebih dari dua pasang capres, karena berdasarkan hasil survei Voxpol Center menunjukkan 40,6% menginginkan Pilpres 2024 diikuti lebih dari dua pasang capres/cawapres.

Terkait capres 2024, Ketua DPP Partai Nasdem, Saan Mustopa mengungkapkan, partainya akan menggunakaan sarana konvensi calon presiden untuk mencari tokoh yang akan diusung sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Saat ini, Nasdem masih belum memiliki calon yang akan diusung dalam Pilpres mendatang.

“Jadi sekali lagi Konvensi sebagai sarana yang akan digunakan oleh Nasdem dalam rekrutmen calon presiden supaya nanti ada transparansi dan akuntabilitasnya itu menjadi hal yang penting,” kata Saan dalam acara bertajuk “Sumber Kepemimpinan Nasional: Menuju 2024”, Sabtu (22/5/2021).

Saan menjelaskan, Konvensi Capres merupakan salah satu keputusan partainya sebagai sarana mencari capres. Nantinya, tidak hanya kader internal yang diberi kesempatan untuk mengikuti Konvensi Capres, namun juga dibuka untuk kandidat dari eksternal partai, seperti yang muncul dalam survei, seperti TNI, Polisi, Birokrasi dan sebagainya.

Sedangkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu terkait capres 2024, mengatakan akan mengutamakan kader partai.

“Sesuai amanah munas, kami diamanahi mengupayakan semaksimal mungkin capres cawapres kader sendiri,” kata Syaikhu (20 Mei 2021).

Syaikhu mengungkapkan, PKS saat ini mendorong para kadernya untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitias. Harapannya, para kader tersebut dapat menjadi kandidat capres 2024 dan cawapres 2024.

Sementara itu, Ketua DPP Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan PKS, Al Muzammil Yusuf mengatakan, jika ambang batas pencalonan presiden nol persen, partainya dipastikan akan mengusung kader sendiri dalam Pilpres 2024.

“Jelas calon kita harga mati akan muncul,” katanya. Namun, karena ambang batas pencalonan 20 persen, maka PKS pun mempertimbangkan dinamika sebelum memutuskan tokoh yang akan diusung. (*).