Menko Polhukam Mahfud Md berbicara tentang hubungan Papua dengan NKRI sudah final. Mahfud mengatakan pemerintah akan mempertahankan Papua dengan segala biayanya, dari sosial, politik, hingga anggaran keuangan. Mahfud mengatakan saat ini kasus di Papua terdapat beberapa isu, di antaranya hubungan NKRI dengan Papua yang kerap dipersoalkan terutama oleh Organisasi Papua Merdeka dan gerakan separatis lainnya. Mahfud menegaskan keutuhan NKRI dan Papua sudah bersifat final.

“Maka ingin kami tegaskan bahwa hubungan Papua dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sudah bersifat final, final tidak bisa diganggu gugat dan akan dipertahankan dengan segala biaya yang diperlukan, sosial, ekonomi, politik, dan keuangan sekalipun akan kita pertahankan hubungan Indonesia dengan NKRI sebagai hubungan final”.

Sebab, Mahfud menilai keabsahan Papua bergabung dalam NKRI tertera dalam Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera 1969 yang disahkan Majelis Umum PBB. Mahfud menyebut, berdasarkan Pepera itu, bersatunya Papua dengan NKRI bisa dipertahankan dengan kekuatan militer dan politik.

“Jadi Majelis Umum PBB pada waktu itu ya sudah menyatakan hasil Pepera bulan Agustus 1969 itu sudah final, bisa dipertahankan dengan kekuatan militer, kekuatan politik, dsb, oleh NKRI melalui resolusi Majelis Umum PBB nomor 2504, final”.

Kemudian Mahfud menilai saat ini dunia internasional tidak banyak menyoroti tentang isu Papua merdeka. Mahfud menyebut, sebelumnya, Timor Leste masuk ke dalam daftar Komite 24 yang dapat memperjuangkan kemerdekaan, sedangkan saat ini Papua tidak masuk dalam Komite 24.

Sementara itu, salah satu tokoh adat Papua, Yanto Eluay, menegaska bahwa keberadaan Papua dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final. Sebagai seorang Ondofolo Besar di wilayah adat Tabi, Ondo Yanto dengan tegas mengatakan bahwa proses penentuan pendapat rakyat (pepera) sudah dilakukan dan hasilnya adalah final.

“Pepera sudah final. Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari negara kesatuan Republik Indonesia dan putra putri dari tokoh-tokoh Dewan Musyawarah Papua (DMP) siap mengawal dan menjaga hasil Pepera 1969,” ujar Yanto Eluay yang juga putra mendiang Theys Eluay. Semoga Bermanfaat (*)